DHADigital.com - Jika kamu mendengar atau tahu soal content creator jaman sekarang sedang naik daun itu memang benar. Sebenarnya konten itu banyak tidak sebatas video, konten itu bisa berupa artikel, gambar, atau video. Tapi di artikel ini akan saya jelaskan tentang konten untuk pemasaran online bagi pebisnis.
Mungkin kamu masih bertanya-tanya apa iya bisnis wajib membuat konten?
Saya tidak mewajibkan tapi saya akan memberi gambaran lagi agar kamu lebih mengerti apa sih fungsi konten untuk bisnis.
Intro about content
Dulu sebelum era digital marketing menggunakan internet, website dan sosial media seperti jaman sekarang para pengusaha dan perusahaan sudah banyak yang beriklan di baliho, poster, iklan di koran, majalah, radio dan televisi.Iklan yang disampaikan itu adalah bagian dari konten, bisa text tulisan, poster gambar, dan video di layar TV. Memang kebanyakan adalah jenis konten iklan, karena jaman dulu untuk menyebar luaskan konten itu mahal harganya bisa ratusan ribu hingga ratusan juta.
Belajar Digital Marketing Gratis untuk Bisnis
Fungsi Konten
Dengan menayangkan konten ke orang-orang, bertujuan untuk menarik perhatian orang sebagai calon konsumen (Awareness) dan membuat orang penasaran, tertarik ingin membeli (Interest).
Awareness dan Interest adalah bagian dari marketing funnel yang menjadi urutan dari proses pemasaran bisnis.
Urutannya adalah: Awareness - Interest - Consideration - Transsaction
Konten adalah bagian paling depan yang berfungsi untuk mendapatkan awareness dan interest.
Sekarang menayangkan konten itu gratis
Di artikel pembahasan tentang pemasaran online dijelaskan bahwa jaman sekarang menggunakan sosial media itu wajib. Karena bisa dimulai dengan modal hp dan internet saja, seperti menggunakan Instagram dan Tiktok.
Tidak seperti jaman dulu harus membayar iklan di koran, majalah, dan televisi yang sangat mahal. Dengan modal sosial media semua orang bisa membuat dan menayangkan konten secara gratis.
3 Hal Penting Content Creator untuk Pemasaran
1. Menjangkau target market
Coba bayangkan ketika kamu menjual panci atau peralatan dapur kemudian ditawarkan kepada semua orang tanpa memilih target market yang tepat.
Misalnya jika sampai menawarkan ke mahasiswa kuliah, atau menawarkan ke remaja laki-laki yang hobi nongkrong. Pasti akan sangat aneh dan mungkin tidak ada yang membeli.
Ini ibaratnya jika menjual sesuatu secara random tanpa menjangkau target market.
Kamu cuma sekedar membuat sosial media, atau beriklan di Facebook, WhatsApp, tanpa membuat konten yang sesuai market.
Orang hanya kan menilai 'oh dia jualan alat dapur" ya mungkin saja dari pemasaran random itu ada 1 atau 2 yang sesuai target market.
Tapi dengan menentukan niche content creator, maka akun sosial media IG atau Tiktok misalnya fokus dengan konten-konten tentang dapur dan masak, maka yang tertarik adalah ibu-ibu rumah tangga yang suka masak.
Termasuk algoritma dari sosial media akan menilai bahwa target audiens konten kamu adalah ibu-ibu yang suka masak.
Ketika mulai banyak audiens yang suka menonton konten dapur dan masak disitulah tahap pertama kamu bisa menjangkau target market yang tepat.
Pengertian, Jenis dan Contoh Target Pemasaran
2. Memberi value (nilai lebih)
Sebagai contoh usaha jualan baju muslimah, gamis, atau jilbab, biasanya sudah banyak yang jualan seperti itu menampilkan foto model, ukuran, bahan dan harga.
Bahkan di butik baju muslim beberapa km dari rumah juga menjual gamis yang sama. Resikonya kalah saing dengan yang lebih dulu terkenal punya banyak pelanggan.
Karena itu, konten kamu bisa bercerita tentang apa kelebihan baju muslimah dan gamis, misalnya menunjukkan bahwa gamis yang kamu jual cocok dipakai di tempat formal atau wisata.
Membuat konten bahwa gamis ini modelnya cocok untuk remaja, sehingga jika target marketnya remaja merasa bahwa akun sosial media dan jualan kamu ada nilai lebih.
Mereka jadi lebih tahu bahwa gamis yang kamu jual itu cocoknya untuk siapa dan dipakai dimana.
3. Menghindari kesan "cuma jualan"
Orang itu jika ditawari dagangan banyak yang justru risih dan tidak suka. Tapi jika dengan keinginan mereka sendiri, barang mahal sekalipun akan dibeli tanpa menawar.
"Tapi yang namanya jualan kan harus menawari, gak masalah ada yang menolak pasti nanti ada juga yang mau"
Tapi seberapa banyak yang mau beli daripada yang menolak. Bagaimana jika ternyata mereka risih ketika kamu jualan dan menawari dagangan mungkin karena sungkan.
Dengan konten mereka secara tidak sadar akan suka dan tertarik ingin beli dengan sendirinya, karena terbiasa melihat konten (ketika tepat sesuai target market) dan pasti muncul sendiri keinginan untuk membeli.
Ingat ! konten hanya salah satu cara pemasaran
Konten membuat banyak orang tahu, kemudian tertarik, lalu membeli produk atau menggunakan jasa.